Sepakbola dan Semangat Sumpah Pemuda: Mengukuhkan Identitas Bangsa Melalui Olahraga 

Selasa 29-10-2024,04:51 WIB
Reporter : Aprohan Saputra
Editor : Aprohan Saputra

JAKARTA, LAMPUNGNEWSPAPER.COM - Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96, Ketua Umum Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI), Sarman El Hakim, menegaskan pentingnya sepakbola sebagai salah satu tonggak kebangkitan semangat kebangsaan di Indonesia. 

Menurut Sarman, olahraga yang telah ada jauh sebelum berdirinya negara ini, tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai medium untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. 

Sepakbola pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada awal abad ke-20. Klub sepakbola Makassar didirikan pada tahun 1915, diikuti oleh PPSM Sakti Magelang pada 1919. 

Klub-klub lain seperti Persebaya (1927) dan Persija (1928) turut menyusul, yang kemudian berperan sebagai pendiri Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 1930. 

Melalui klub-klub ini, pemuda Indonesia berkumpul, tidak hanya untuk bermain tetapi juga memperjuangkan semangat kebangsaan di tengah penjajahan. 

Sarman El Hakim menjelaskan, sejarah mencatat bahwa sepakbola telah menjadi bagian dari identitas bangsa. Semangat yang terbangun melalui olahraga ini sejalan dengan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. 

"Di mana para pemuda berikrar untuk bersatu dalam satu bahasa, satu tanah air, dan satu bangsa, Indonesia," katanya di Jakarta, pada Senin, 28 Oktober 2024. 

Peringatan Sumpah Pemuda tidak hanya sekadar seremonial, tetapi harus menjadi pengingat bagi generasi saat ini untuk melanjutkan perjuangan yang telah dimulai oleh para pendahulu. 

“Sepakbola harus menjadi spirit untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara,” tegas Sarman. 

Dalam pandangannya, sepakbola memiliki potensi besar untuk mengangkat citra Indonesia di kancah dunia, terutama dengan ambisi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034. 

“Kita harus berani bermimpi dan menyiapkan diri untuk menjadi tuan rumah, sebagaimana yang pernah kita canangkan untuk Piala Dunia 2022,” tambahnya. 

Meskipun Indonesia pernah ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, tantangan masih menyelimuti langkah Indonesia menuju ambisi tersebut. 

Sarman menekankan perlunya negosiasi yang cermat dan alasan yang kuat untuk meyakinkan FIFA dan komunitas internasional tentang kesiapan Indonesia. 

“Keberanian kita untuk bersaing di tingkat internasional harus diimbangi dengan disiplin dan integritas dalam olahraga,” ucap Sarman. 

“Sepakbola bukan hanya soal menang dan kalah, tetapi juga tentang menciptakan perdamaian dan persatuan di tengah tantangan global," tambahnya. 

Kategori :