METRO, LAMPUNGNEWSPAPER- Komisi III DPRD Kota Metro bakal berkoordinasi dengan DPRD Provinsi Lampung, menyikapi kondisi jaringan irigasi primer yang disebut memprihatinkan.
Langkah itu menjadi tahap awal pelaksanaan program kerja wakil rakyat, mengurai soal infrastruktur dan penanggulangan banjir.
Ketua Komisi III DPRD Kota Metro, Subhan mengatakan, dengan adanya keterwakilan sejumlah anggota legislatif dari Kota Metro di DPRD Provinsi Lampung, hal ini akan memudahkan koordinasi yang sinergis dalam mengurai banyak persoalan. Infrastruktur dan penanggulangan banjir misalnya.
"Salah satu yang jadi concern kami di Komisi III untuk 5 tahun ke depan adalah soal-soal infrastruktur dan penanggulangan banjir. Kalau soal sampah di jaringan irigasi itu, kita nanti kita lihat dulu permasalahannya ada di mana, dia masuk di Dinas Kota Metro atau ranahnya provinsi," kata Subhan, Rabu, 23/10/2024.
BACA JUGA:Kondisi Irigasi Primer di Kota Metro Memprihatinkan, Salah Siapa?
"Kita alhamdulillah sudah punya wakil rakyat di Provinsi Lampung yang dari Kota Metro. Alhamdulillah juga salah satunya adalah dari Fraksi kami, yaitu Partai Golkar Kota Metro, saya kira koordinasi ke depannya nanti akan lebih mudah," lanjutnya.
Politisi Partai Golkar itu meminta masyarakat untuk bersabar, menunggu segala proses administrasi di Perwakilan Rakyat rampung. Sehingga, segala tindakan nantinya akan lebih maksimal dan tepat sasaran.
"Maka tunggu, sabar. Insya Allah ke depan kami akan bersinergi untuk kemajuan Kota Metro. Dalam hal ini, utamanya adalah untuk pembangunan," tukasnya.
Dari pantauan Lampung Newspaper, pada jaringan irigasi primer yang membentang di sepanjang area Metro Pusat, mulai dari Jalan Jenderal Sudirman hingga menuju ruas Jalan Hasanudin, terlihat saluran air itu dihiasi oleh berbagai macam jenis sampah dengan volume yang begitu banyak.
Kondisi itu diperparah dengan adanya tumbuhan liar yang subur di dinding tanggul, penyaring sampah sederhana tak layak guna di pintu air, lalu tumpukan sedimen berupa lumpur tebal yang mulai mengeras, serta kerusakan berat pada bagian tanggul di banyak titik, yang menambah kesan buruk dan kumuh di sekitar jaringan irigasi tersebut. Hal itu menjadi masalah berkepanjangan yang hingga saat ini masih belum tertangani dengan maksimal.
Pemandangan tak sedap di irigasi primer Kota Metro itu menjadi atensi khusus dari masyarakat. Pemerintah diharapkan segera turun tangan dan tidak menutup mata, menyikapi kondisi infrastruktur pengairan persawahan yang memprihatinkan. (Qqi)